Random Post

Download Program Menghitung Berat Badan dengan vb 6.0

Ni dia program yang pernah dibuat, kamu boleh kok mengedit. Sekalian belajar Pemrograman Visual basic, ni ada contoh program tentang menghitung berat badan yang ideal, kamu bisa download di sini:


Download

Berwisata ke Kerajaan Tertua di Indonesia



Pariwisata Kabupaten Kutai Kertanegara masih mengandalkan ekowisata.  Borneo Orangutan Survival (BOS) dan Bukit Bengkirai menjadi dua daya tarik utama untuk bidang ekowisata.

“Wisatawan mancanegara datang untuk ekowisata. Orang Jepang misalnya senangnya ke Bukit Bengkirai yang ada jembatan kayu yang besar di antara pohon dan BOS untuk bertemu orangutan. Orang Eropa banyak yang datang ke BOS,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai kertanegara Sri Wahyuni pada saat jumpa pers Festival Adat Erau di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis (28/6/2012).

Oleh karena itu, lanjut Sri, pihaknya tengah berupaya mempromosikan sisi budaya dari Kutai Kertanegara sebagai pilihan wisata di kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur tersebut.

Senada dengan Sri, Bupati Kutai Kertanegara Rita Widyasari mengungkapkan Kutai Kertanegara masih didominasi oleh wisatawan nusantara. Sementara turis asing lebih memilih untuk bertandang ke BOS.

“Padahal kami ada Pulau Kumala yang berada di tengah sungai. Ada museum kayu. Lalu situs-situs kerajaan dapat dilihat di Muara Kaman,” tuturnya.

Muara Kaman inilah yang dipandang sebagai lokasi Kerajaan Kutai, kerajaan Hindu pertama di Indonesia. Menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, wisata sejarah seharusnya menjadi andalan Kutai Kertanegara.

“Kerajaan pertama di Indonesia ya di Kutai Kertanegara. Jadi tidak sekedar sejarah dipelajari di sekolah tapi live culture yang bisa kita lihat langsung. Cikal bakal kerajaan di Kalimantan itu, spekturm Hindu kemudian menyebar ke mana-mana dan bisa kita lihat sampai yang ada di Prambanan sekarang ini,” jelas Sapta.

Selama ini, lanjut Sapta, pihaknya telah mempromosikan Kalimantan, termasuk Kutai Kertanegara ke pasar-pasar luar negeri seperti Australia. Hanya saja, ia mengakui pihaknya lebih mempromosikan mengenai suku Dayak.

“Kami masih ‘jual’ lebih ke tentang Dayak bukan Kutai Kertanegara sebagai lokasi kerajaan Hindu pertama di Indonesia. Tetapi ini promosi untuk wisatawan nusantara juga bisa, karena orang kita sendiri banyak yang belum tahu kalau Kutai adalah kerajaan tertua,” tutur Sapta.

Akses ke Kutai Kertanegara

Menurut Sapta, sudah banyak maskapai yang melayani rute menuju Balikpapan. Memang, untuk menuju Kabupaten Kutai Kertanegara perlu ditempuh perjalanan darat selama tiga sampai empat jam dari Balikpapan.

Sementara itu, Rita mengungkapkan pihaknya tengah merencanakan dua jembatan sebagai akses penghubung. Salah satunya adalah jembatan yang menggantikan Jembatan Kutai Kertanegara yang roboh di bulan November 2011. Rencananya kedua jembatan ini akan selesai di tahun 2014.

“Kami juga berniat untuk membangun bandara di Kutai,” katanya.

Pantai Sawarna, Mutiara Wisata yang Tersembunyi di Selatan Banten




Kawasan Pantai Sawarna yang membentang di pantai selatan Lebak, Provinsi Banten, dalam satu dasawarsa terakhir muncul sebagai tujuan wisata baru.
Jumlah wisatawan mencapai ratusan perhari. Penduduk banyak menyulap rumahnya menjadi homestay.
Kawasan hutan pantai yang dulu terkenal sebagai desa siluman itu kini bangkit sebagai tujuan wisata yang lebih menarik daripada Pelabuhan Ratu di Sukabumi yang berada dalam satu garis pantai di kawasan itu. Kawasan ini dapat dikatakan sebagai mutiara baru di selatan Banten.
Hendy, pemilik sebuah homestay di Desa Sawarna, Sabtu (22/6/2012), mengatakan, Sawarna mulai dilirik wisatawan lokal dan asing sejak tahun 2000. Sekarang sudah dikenal di seluruh dunia lewat internet.
"Sayangnya jalan menuju lokasi ini dari Jakarta belum mulus," ujar seorang wisatawan lokal yang ditemui di Sawarna. Banyaknya wisatawan, mencapai ratusan perhari, membuat penduduk setempat menyulap rumah mereka menjadi homestay dengan tarif relatif murah, sekita Rp 120.000 semalam per orang termasuk makan .
Banyak pantai menawan dengan laut biru yang bisa dinikmati di lokasi ini, antara lain Tanjung Layar, Karang Bokor (Cipamadangan), dan Pulau Manuk. "Pantai Sawarna sekarang banyak dijadikan sasaran obyek foto. Saya sering mengantar orang-orang yang belajar memotret kemari," tutur Hendy yang juga merangkap sebagai pemandu wisata.
Untuk menuju kawasan Sawarna, wisatawan dari arah Jakarta bisa melalui Tangerang, Tigaraksa, lalu Malimping, Bayah.
Dari arah Bandung bisa melalui Pelabuhan Ratu, lalu menyusuri pantai ke arah barat. Tentu harus banyak tanya di jalan, karena petunjuk arah menuju kawasan ini belum memadai.
Akan tetapi jangan banyak kaget kalau banyak penduduk Lebak sendiri yang belum tahu dan bahkan belum pernah mendengar tentang Sawarna.

Sumber : Kompas

Awal Mula Kekalahan Jepang di Perang Pasifik


Enam bulan setelah Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor dihancurkan Jepang, Kaigun (Angkatan Laut Jepang) mengirimkan empat kapal induk ke Kepulauan Midway di tengah Samudra Pasifik untuk menghabisi sisa armada Pasifik Amerika Serikat.

Alih-alih mengalahkan armada Amerika Serikat, kode komunikasi rahasia Kaigun berhasil dibuka pihak AS. Jumlah kekuatan musuh bisa diketahui dengan pasti, waktu serangan Jepang juga diprediksi dengan tepat, sehingga armada Jepang dapat dihancurkan dalam pertempuran Midway.

Armada AS, yang dipimpin Laksamana Chester Nimitz, memiliki jumlah kapal dan pesawat yang lebih sedikit dari Jepang. Pilot-pilot Angkatan Laut AS juga kalah pengalaman dibandingkan para penerbang Kaigun. Namun, mereka berhasil menenggelamkan empat kapal induk Jepang pada pertempuran hari pertama dalam perang yang berlangsung tiga hari.

Banyak pesawat tempur dan pengebom Jepang terpaksa mendarat di laut karena seusai menyerang lawan, kapal induk mereka ternyata sudah tenggelam. Kekuatan angkatan laut dan para penerbang Kaigun pun lumpuh sama sekali setelah Perang Laut Midway.

Pihak AS kehilangan satu kapal induk, 145 pesawat, dan 307 personel. Sebaliknya, Kaigun kehilangan empat kapal induk, sebuah kapal penjelajah berat, 291 pesawat, dan 4.800 pelaut dan pilot dalam Pertempuran Midway. Bahkan, seorang perwira senior Kaigun mencatat, ”Midway adalah pertempuran yang melumpuhkan kekuatan Kaigun untuk selamanya.”

Kekalahan di Midway sangatlah telak sehingga pihak Kaigun menutupi kabar tersebut agar tidak diketahui publik Jepang, bahkan hingga akhir Perang Pasifik.

Di daerah pendudukan Jepang, kabar kekalahan tersebut ditutup rapat agar Jepang tidak kehilangan muka. Almarhum Des Alwi dalam catatannya mengatakan, ayah angkatnya, Sutan Syahrir, yang mengoperasikan radio gelap mengetahui kabar kekalahan Jepang di Midway.

Des Alwi, yang bekerja untuk stasiun radio Jepang yang kini menjadi kantor RRI pusat di Jakarta, turut memantau perkembangan. Para nasionalis Indonesia tahu kekalahan total Jepang tinggal menunggu waktu.

Kunci kemenangan

Panglima Armada Pasifik AS Laksamana Cecil Haney, Senin (4/6), bersama para perwira AL AS terbang sejauh 1.300 mil (sekitar 2.100 kilometer) dari Oahu, Hawaii, ke kepulauan Midway untuk menghadiri 70 Tahun Pertempuran Laut yang mengubah jalannya Perang Pasifik. Akibat pertempuran itu pula, Jepang kehilangan banyak kekuatan hingga akhirnya menyerah tahun 1945.

”Setelah kemenangan di Midway, kami mengambil alih inisiatif menyerang. Selama tiga tahun berikutnya, Jepang hanya bisa bertahan,” ujar Laksamana Muda Michael Rogers, Panglima Perang Dunia Maya Armada AL AS, dalam pertemuan dengan media. Pertemuan itu diadakan di bekas kantor Nimitz di Pearl Harbor, akhir pekan lalu, untuk memperingati keberhasilan intelijen AL AS membongkar kode rahasia Jepang yang menjadi kunci kemenangan.

Gambaran umum menilai kemenangan AS merupakan kombinasi para pilot pengebom tukik (dive bomber), kesalahan strategi Jepang, dan Dewi Fortuna memihak pihak Amerika.

Rogers menerangkan, pada Mei 1942, Stasiun Hypo (Unit Intelijen Tempur di Pearl Harbor) dan sejumlah ahli bekerja sama untuk memahami rencana perang pihak Jepang. Laksamana Madya (Purn) Mac Showers (92), staf Stasiun Hypo yang masih hidup, mengaku informasi intelijen adalah kunci kemenangan AS terhadap Jepang.

”Laksamana Nimitz beberapa hari setelah pertempuran menjelaskan, tanpa ketajaman intelijen militer AS, bisa dipastikan koran di benua Amerika akan memuat kabar Jepang kembali menang dan menduduki Kepulauan Midway,” ujar Mac Showers, seperti dikutip Associated Press.

Secara jumlah, kapal Jepang 4 kali lebih banyak dari kapal AS. Pilot Jepang adalah veteran perang di Tiongkok, Asia Tenggara, dan serangan Pearl Harbor. Bahkan, pesawat tempur Mitsubishi Zero (pihak Sekutu menyebutnya Navy ”O”) jauh lebih lincah dibandingkan pesawat tempur AS.

Meski unggul dalam jumlah, teknis, dan pengalaman, pihak Jepang sama sekali tidak tahu- menahu strategi dan pergerakan musuhnya. Para pimpinan Kaigun memperkirakan Armada AS berada di sekitar Kepulauan Solomon, timur Pulau Papua. Menjelang 4 Juni 1942, pihak Jepang tidak mengetahui AL AS sedang sibuk mempersiapkan diri di pangkalan Hawaii untuk bergerak ke Midway, yang akan diserbu Jepang.

45.000 Kode

Sebelumnya, Nimitz mendapat laporan intelijen soal kode rahasia Jepang yang berhasil dipecahkan AL AS. Jepang ketika itu menggunakan kode rahasia memakai 45.000 digit angka yang mewakili kata dan ungkapan. Ahli kriptografi membongkar kode rahasia tersebut dengan bantuan komputer.

”Kami harus membongkar satu demi satu kode yang muncul. Setelah itu, dilakukan kombinasi temuan kode untuk mengetahui artinya. Semua dilakukan dengan saksama dan sangat melelahkan,” Mac Showers menerangkan.

Sebelum serangan Pearl Harbor 7 Desember 1941, pihak AS sudah sempat mengetahui arti sebagian kecil pesan rahasia Jepang. Seiring perjalanan waktu, mereka makin memahami kode rahasia Jepang, terutama pada bulan Mei 1942. Pihak AS mengetahui Armada Jepang sedang bergerak ke sebuah sasaran di Pasifik dengan kode ”AF”. Nimitz dan para perwiranya menduga lokasi itu adalah kepulauan karang, yang di dalamnya termasuk Kepulauan Midway.

Nimitz mengirim sejumlah pesawat intai di sejumlah atol yang diduga menjadi sasaran Jepang. Penentunya terjadi ketika Markas AS di Oahu, Hawaii, mendapat permintaan dari Midway untuk memperbaiki fasilitas penyulingan air. Tidak lama kemudian pesan rahasia Jepang yang disadap di Australia dan unit Rochefort di Hawaii menangkap pesan ”AF” kekurangan pasokan air segar. Nimitz pun yakin ”AF” adalah Midway!

Sumber : Kompas Cetak Editor : Egidius Patnistik

Duduk Bersantai di Kursi Kesayangan Jenderal MacArthur


Perjalanan menuju MacArthur Memorial atau Tugu MacArthur terkesan mencekam. Ya, untuk menuju ke situs bersejarah tersebut, pengunjung harus masuk ke kawasan Resimen Induk Kodam (Rindam) XVIII Trikora.
Lepas dari Jayapura, Papua, mobil bergerak ke arah Ifar Gunung melewati Danau Sentani. Sepanjang perjalanan melewati jalan aspal yang mulus, panorama Danau Sentani sangat memanjakan mata. Plus, gugusan pegunungan Cyclops kehijauan.

Mobil pun terus melaju ke kawasan pegunungan yang berada di ketinggian 325 meter di atas permukaan laut. Di atasnya sudah menunggu tugu MacArthur. Karena terkenal sebagai lokasi tugu MacArthur, penduduk lokal sering menyebutnya sebagai Bukit Makatur.

Jalanan semakin berkelok saat menaiki bukit. Buka jendela mobil dan udara yang sejuk khas pegunungan menyeruak dan menyegarkan. Namun, saat memasuki kawasan Rindam XVIII Trikora, pengunjung harus izin terlebih dahulu di pos penjagaan yang berada di pintu masuk.

Kesan menyeramkan seketika sirna, saat petugas berseragam militer dengan ramah meminta kartu identitas dan kemudian mempersilahkan masuk. Tentu saja, jangan lupa, kaca mobil untuk terus diturunkan selama berada di kawasan ini.
Masuk ke dalam, nuansa militer semakin terasa kuat. Saat mobil melaju menuju tugu, para prajurit TNI tampak sedang berlatih. Wajah-wajah khas Nusantara memenuhi kawasan tersebut. Namun, siapa sangka, lebih dari setengah abad lalu, tempat itu dipenuhi tentara-tentara berkulit putih.

Markas Sekutu


Akhirnya, setelah perjalanan satu jam setengah dari Kota Jayapura, sampai juga di tugu MacArthur. Sebuah tulisan tertera di tugu tersebut. Dari tulisan inilah, pengunjung dapat mengetahui bahwa sebelumnya lokasi itu adalah markas besar umum pasukan sekutu untuk kawasan pasifik barat daya.

Dulunya, di tempat ini memang ada sebuah bangunan kantor yang luas. Namun, saat ini sudah tidak tersisa dan hanya meninggalkan sebuah tugu. Jika ingin mengetahui seperti apa markas itu dahulu, Anda bisa bertandang ke sebuah rumah kecil tepat di sebelah tugu.

Di dalamnya terdapat foto-foto masa-masa MacArthur datang ke Papua. Salah satunya adalah foto markas yang masih tegak berdiri.
Kisah jenderal Amerika Serikat, Douglas MacArthur, memang selalu menarik diikuti. Apalagi buat penggemar sejarah, wajib melakukan wisata sejarah ke sini. Jenderal yang gemar mengisap tembakau dengan cangklong itu menjadi otak di balik kemenangan Amerika Serikat dan sekutu atas Perang Dunia II di wilayah Pasifik.

Pada 1942, MacArthur terpaksa mundur dari Filipina karena didesak serbuan tentara Jepang,  setelah Jepang membom pangkalan militer Amerika Serikat di Filipina. Kejadian ini hanya beberapa jam setelah Jepang menyerang Pearl Habour di Hawaii.
Saat itulah, MacArthur melontarkan kata-katanya yang kemudian menjadi terkenal itu. "I come through and I shall return".
Kata-kata itu pun menjadi nyata, dan Papua menjadi titik keberhasilannya. Terbukti, dua tahun kemudian MacArthur berhasil mengusir Jepang dari Solomon dan sebagian daerah Papua Nugini.

Ia pun melancarkan rencana merebut Papua dari Jepang. Papua harus direbut sebagai batu loncatan untuk merebut kembali Filipina. Rencana ini berhasil, dan tugu memorial di Bukit Makatur menjadi saksi sejarah itu.

Bertahun-tahun kemudian, markas Jenderal Cangklong itu pun tetap menjadi markas militer. Namun, markas itu telah berubah menjadi markas militer (TNI) Pemerintah Indonesia. Tetapi, walaupun berada di kawasan markas militer, situs ini tetap dikelola oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Papua.

Kursi MacArthur

Sayangnya, saat Kompas.com mampir ke tempat itu, kabut tebal tengah menutupi bukit. Hans Yambeyabdi, pemandu yang bekerja di situs tersebut menuturkan, di hari cerah pengunjung dapat melihat panorama indah Sentani.

“Tunggu saja sebentar, nanti kabut akan hilang. Akan kelihatan Danau Sentani dan Bandara Sentani,” kata Hans menghibur.

Benar saja. Selang beberapa waktu, kabut perlahan-lahan menipis. Panorama cantik paduan kehijauan pegunungan Cyclops dan Danau Sentani tampak membiru. Landasan Bandara Sentani pun terlihat jelas. Semuanya tampak mengagumkan.

“Biasanya cerah pada jam dua atau tiga siang. Kabut sudah tidak ada lagi,” saran Hans.

Tepat di depan tugu, ada beberapa kursi panjang dari beton. Ada tiga kursi beton di sisi atas dan tiga lagi di sisi bawah. Ada pula gubukan untuk tempat duduk-duduk sambil menikmati indahnya panorama Sentani dari ketinggian.

“Tiga kursi beton yang lebih dekat ke tugu itu sudah ada sejak masa MacArthur. Yang di tengah itu kursi favoritnya (MacArthur). Dia suka duduk di sana sambil memandangi Sentani,” cerita Hans.

Ya, siapa sangka sebuah kursi beton yang tampak sederhana itu menjadi saksi bisu seorang jenderal besar, yang senang duduk santai sambil memandangi panorama Sentani yang cantik di sini. Mungkin, sambil duduk, sang jenderal memikirkan beragam strategi perang yang kemudian merubah nasib dunia.
Sumber : kompas Latief
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Aura Cerdas - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger